SKRIPSI
Judul
RISIKO FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP TERJADINYA INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS SIMPANG TIGA KECAMATAN SIMPANG TIGA KABUPATEN PIDIE
Pengarang
Erjulia
Abstract

Latar Belakang: ISPA merupakan masalah serius karena apabila tidak ditangani dengan segera akan menimbulkan komplikasi yang lebih berat pada balita seperti meningitis, gangguan tumbuh kembang, pneumonia dan penyakit saluran pernafasan kronis lainnya. Period prevalence Pneumonia per 1000 Balita pada tahun 2013 di provinsi Aceh adalah 34,5%. Dari hasil pendataan di Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten Pidie pada tahun 2013 tercatat jumlah balita yang berobat/ berkunjung ke puskesmas adalah 3.807 jiwa, dan lebih dari 50%nya adalah balita dengan diagnosa batuk bukan pneumonia (ISPA) yaitu berjumlah 2.284 jiwa atau 60%. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui Risiko Faktor Eksternal Terhadap Terjadinya ISPA pada Balita di Puskesmas Simpang Tiga Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Pidie tahun 2014. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian survey yang bersifat analitik dengan desain case control menggunakan pendekatan retrospektif. Jumlah sampel kelompok kasus sebanyak 50 responden dan kelompok control 50 responden. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan Chi Square dan besarnya risiko dengan Odd Ratio. Pengumpulan data penelitian di lakukan di Puskesmas Simpang Tiga, Pada tanggal 24 Maret s/d 7 April 2014. Hasil Penelitian: Kebiasaan merokok keluarga memiliki risiko terhadap terjadinya ISPA pada balita dengan nilai p=0,003 dan OR=3,9; ventilasi rumah berisiko terhadap terjadinya ISPA pada balita dengan nilai p=0,004 dan OR=3,7; dan Kepadatan hunian rumah juga berisiko terhadap terjadinya ISPA pada balita dengan nilai p=0,005 dan OR=3,5. Kesimpulan dan Saran: Kebiasaan merokok keluarga, luas ventilasi rumah, dan kepadatan hunian rumah merupakan faktor eksternal yang berisiko memberikan peluang terhadap terjadinya ISPA pada balita di Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten Pidie tahun 2014. Hendaknya bagi masyarakat (khususnya laki-laki) agar tidak merokok didalam rumah atau disekitar lingkungan rumah, bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Pidie agar kondisi rumah warga diprogramkan dalam rangka pengendalian penyakit ISPA pada balita.

Keyword

Risiko Faktor Eksternal, ISPA, Balita

Tahun Terbit

2014

Referensi

Achmadi, (2004). Infeksi Saluran Pernafasan Akut (http://www.benih.net) (di akses pada tanggal 13 Februari 2014 pada jam 15.30)
Anwar, Prabu Mangkunegara, (2009). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung: Penerbit Refika Aditama.
Asmiadi, (2008). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsepdan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
Chandra, Budiman (2007). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Departemen Kesesehatan RI, (2007). Pedoman Tatalaksana Pneumonia Balita. Jakarta: Depkes RI
, (2008). Profil Kesehatan Indonesia 2008. http://www.depkes.go.id (diakses 13 Maret 2014)
, (2012). Buletin Jendela Epidemiologi Pneumonia Balita. Jakarta: Depkes RI.
, (2005). Pedoman Rencana Kerja Jangka Menengah Nasional Penanggulangan Pneumonia Balita Tahun 2005-2009. Jakarta.
Dharmage, (2009). Risk factor of acute lower tract infection in children under five years of age. Medical Public Health.
Effendy, N., (2004). Dasar-dasar keperawatan, kesehatan masyarakat. Edisi 2. Jakarta: EGC
Erlien, (2008). Penyakit saluran Pernapasan. Sunda Kelapa Pustaka, Jakarta.
Hidayat, A. Al., (2009). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak: untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta :Salemba Medika.
Keman, S., (2004). Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan.
Klinikita,(2007). Kesehatan Anak di Daerah Tropis. Bumi Aksara.
Lamsidi, A., (2005). Hubungan Kondisi Kesehatan Lingkungan Pemondokan Dengan Kejadian ISPA di Pondok Pesantren Sabilal Muhtadin Desa Jaya Karet Kecamatan Mentaya Hilir Selatan Propinsi Kalimantan Tengah. Semarang : Skripsi tidak dipublikasikan.
Laporan Bulanan Puskesmas Simpang Tiga, (2014). Rekap Bulanan MTBS untuk Anak Sakit Umur 2 Bulan 5 Tahun Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie.
Muttaqin, A., (2008). Buku Ajar: Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernafasan. Jakarta : Penerbit Salemba Medika.
Ngastiah, (2005). Perawatan Anak Sakit. Edisi 2. Jakarta; ECG.
Nindya, TS dan Sulistyorini L., (2005). Hubungan Sanitasi Rumah dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Anak Balita. Jurnal Kesehatan Lingkungan.
Notoatmodjo, S.,(2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta, Rieneka Cipta.
, (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
Rasmaliah, (2008). Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan Penanggulangannya, dilihat 13 Februari 2014, .
Riset Kesehatan Dasar, (2013). http://www.slideshare.net/ssuser200d5e/riskesdas2013-30782412.Diaksestanggal 17 Maret 2014.
Sugiyono, (2009). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suhandayani, I., (2007). FaktorFaktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian ISPA Pada Balita Di Puskesmas Pati I Kabupaten Pati Tahun 2006. Semarang: Skripsi Tidak dipublikasikan.
Supartini, Y., (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC
Suryo, Joko, (2010). Herbal Penyembuh Gangguan Sistem Pernafasan. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.
Wikipedia, (2009). Ciri Khas Perkembangan Balita. Http://id.wikipedia.org/wiki/ Balita diakses tanggal 4 februari 2014.
Yusuf, NA., (2008). Hubungan sanitasi rumah secara fisik dengan kejadian ISPA pada anak Balita. Jurnal KesehatanLingkungan.

Baca Online
XML Dokumen



© Universitas Ubudiyah Indonesia 2025